Tampilkan postingan dengan label perjalanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perjalanan. Tampilkan semua postingan
Pemandian pemandangan indah di Bandung - Libur akhir tahun 2018 dihabiskan dengan hanya tidur-tiduran dan membersihkan ruang kamar saja. Ditambahlagi sedikit sakit juga ikut menyerang al hasil liburan cuman berada di atas tempat tidur. Tapi jangan khawatir ini tetap ada kisah perjalanan setelah orang lain selsesai liburan.

Taman Love Soreang

Baru sekitar 3 bulan aku pindah ke kota baru ini yaitu Bandung. Di kota ini memliki banyak sekali perbedaan dengan kota asalku Medan. Mungkin bakalan aku tulis di kontent lainnya. Kota ini cukup memberikan banyak memberikan banyak objek wisata yang menarik dan juga unik. Mulai dari alun-alun kota yang sangat hijau dan ramai penggunjung sampai sekedar jalan beraga yang di penuhi penjual lukisan dan cafe yang cukup terkenal.

Selatan Kota Bandung

Kali ini aku akan berjalan ke sebuah pemandian di ujung selatan Kota bandung. Karena rumah kontrakanku berada di Utara Kota Bandung, maka perjalanan kali ini membelah kota bandung menjadi 2 bagian. jaraknya kalau dilihat dari google maps sekitar 25 kilometer dari kontrakan sedangkan kalau dari pusat kota bandung mungkin sekitar 18 kilometer.

Di perjalanan saat sudah keluar kota Bandung sedikit terdapat pemandangan persawahan danjuga dengan latar belakang pegununggan. Tak begitu menakjubkan karena pemandangan dari luar jendela rumahku di Medan juga sawah. Lama tempuh perjalanan adalah sekitar 1 jam 15 menit. Jalan yang dilewati tidak begitu lebar dan juga banyak juga kendaraan besar seperti truck dan bus di jalan itu.

Tiket yang Terjangkau


Sesampainya di Taman Love Soreang, setiap orang dikutip dengan karcis masuk dengan harga Rp. 10.000,- / orang. dengan harga segitu tidak dikutip lagi untuk uang parkir, jadi mau bawa kendaraan mobil ataupun sepeda motor sama saja. Setelah masuk ke dalam kita langsung di suguhi pemandangan pegununggan dan bebas duduk di bawah tenda merah. Di dekat tenda ada spot foto bagus buat selfie ataupun untuk foto beramai-ramai. Untuk sekedar melepas rasa lelah kita di perbolehkan untuk duduk tanpa memesan makanan sedikitpun. Aku baru tahu ternyata itu bagunan dari cafe yang disediakan lokasi ini saat pulang.
Taman Love Soreang

Taman Love Soreang

Taman Love Soreang


Tujuan utama ke Taman Love Soreang ini adalah untuk berenang dengan pemandangan bukit dan beberapa pemukiman. Ternyata memasuki area kolam renang dikenakan biaya Rp. 25.000,- / orang. Hal ini wajar saja karena di dalam area kolam renang ada pesawat. Pesawat ini tentu saja bukan untuk diterbangkan, tapi hanya untuk property foto dan menambah wawasan edukasi untuk anak-anak.

Taman Love Soreang

Di pinggiran kolam renang terdapat banyak meja dan juga tempat duduk untuk meletakkan barang-barang atau hanya untuk bersantai. Pemandangan dari tempat duduk pinggiran kolam juga sangat indah seperti melihat ke layar dekstop PC ada kolam renang dengan berlatar belakangkan perbukitan dan sedikit perkotaan. Saat kami berkunjunjung adalah siang hari sehingga hijaunya pemandangan sangat memanjakan mata. Kalau tidak salah pemandangan malam harinya juga sangat indah dengan lampu-lampu kota Bandung.

Taman Love Soreang

Tak tahan melihat air buka baju buka celana langsung nyebur deh ke kolam. Air kolam ini cukup sejuk ditengah terik matahari yang menyengat Soreang waktu itu. Nggak kebayang kalau berenang malam hari mungkin bisa masuk angin. Berenanang dengan pemandangan indah memang sesuatu hal yang menyenangkan dilibur panjang kali ini.

Taman Love Soreang

Taman Love Soreang

Family Freindly


Semakin sore semakin ramai saja yang berdatangan ke tempat ini. Mungkin saya sarankan kalau mau pergi ke tempat ini datanglah pukul 10 sampai 12 karena masih tidak begitu ramai sehingga bisa puas mengambil foto dan berenang dengan leluasa. Kebanyakan yang datang ke sini adalah keluarga kecil dengan anak 2 orang.

Taman Love Soreang

Setelah puas berenang kami sholat zuhur sebnentar dan memesan makan di cafe di luar area kolam renang. harga makanannya Lumayan terjangkau sekitaran Rp. 20.000,- sampai Rp. 45.000,-. Saat melihat menu makanan kalau biasanya terselip foto makanan ternyata ada foto orang di atas pesawat. Di atasnya bener-bener di atas bukan di bagian dalam. Pingin foto seperti itu juga cuman energy dah habis duluan dan sudah males masuk area kolam lagi. Mungkin lain waktu dengan orang yang berbeda bisa foto di atas pesawat deh.

Perjalanan pulang di sinari oleh matahari yang terik dan beberapa pemandangan persawahan seperti pergi tadi. Seperti biasa selalu perjalanan poulang akan terasa lebih cepat ketimbang perjalanan pergi. Sekian kisah kali ini mengenai Pemandian pemandangan indah di Bandung, kalau ada waktu pingin singgah ke sini lagi lain waktu.

Read More
Perjalanan Malam Menuju Menara Pandang Tele - "Kita berangkat jam 8 malam ya" Ini adalah pesan dari salah satu aplikasi dari smartphone ini. Ini adalah sebuah pesan berisikn tentang akan jadwal pergi ke luar kota bareng trip kali ini. Perjalanan ini dimulai agak terlambat dari jadwal yang dijanjikan itu. Sebelum berangkat kami akan menjemput satu orang lagi yang berada di Hotel. 

Perjalananpun dimulai, sepanjang perjalanan karena ini perjalanan malam tak banyak yang bisa diceritakan karena kebanyakan kami hanya tidur. Seperti biasa perjalanan kalau keliling Sumatera Utara selalu disambut oleh jalan yang berlubang. Sampai tiba kami jumpa mesjid terakhir yang mungkin ditemui oleh kami untuk melaksanakan sholat subuh.

Subuh yang Dingin


Kami tiba sebelum subuh, udara  disini sangat dingin dan rasanya sangat malas untuk keluar dari mobil. Saat pintu mobil dibuka sedikit saja udara sangat dingin mulai masuk kedalam mobil dan salah satu teman kami berkata "tutup pintunya!!".

Saat waktunya subuh telah tiba, akan tetapi tak ada warga sekitar yang datang ke mesjid, yang ada juga cuman turis seperti kami yang berhenti untuk sholat juga. Alhasil dengan tangan dan kaki yang mulai membeku Aku kumandangkan azan sekaligus Iqomah, agar si Vicky bisa jadi Imam hehe. Selesai subuh yang cukup dingin itu kami melanjutkan perjalanan ke Menara Pandang Tele.

Tiba di Menara Pandang Tele


menara Pandang tele
Menara Pandang Tele



Menara Pandang Tele ini adlaah salah satu tempat yang memiliki 4 pemandangan sekaligus, mulai dari Air Terjun, Pegunungan Bukit Barisan, Danau Toba dan juga Pemandangan Pulau Samosir. Sehingga dari sudut pandang ini orang akan menikmati begitu indahnya ciptaan Yang Maha Kuasa. Di tempat ini kalian bisa mengambil banyak foto yang cantik-cantik. Ada beberapa pondok kecil di bawahnya yang juga bisa dijadikan objek foto dengan latar belakang danau toba. dari menara pandang ini juga terasa udayang yang cukup dingin kala itu. 

"Dek bayar kalau mau naik menara" Saut ibu-ibu edikit berteriak saat kami akan menaiki. 

"Iya bu, bukan di situ ya bayarnya?" Om vicky menunjuk post biasa membayarnya.


"Sini aja belum ada yang jaga" Kata ibu itu.

"Ini bu, dingin kali ya hari ini" Sambil mengeluarkan uang untuk membayar.

" iya dingin" ibu itu merapatkan kedua ujung jakerah jaketnya.

Pada hari biasanya cuaca tidak sedingin itu. mungkin kami lagi beruntung makanya dapat cuaca yang membuat perjalanan ini lebih menyenangkan. Harga untuk naik Menara Pandang Tele ini adalah Rp. 2.000,- per orang. jadi nggak mahal mahal banget juga. Selain itu nggak ada kutipan parkir  lagi jika singgah di sini. Sampai puas-puas foto kami pun melanjutkan perjalanan ini lagi.

Sarapan yang Enak


Sebelum kami memasuki pante (Pinggiran air seperti sungai dan danau kalau di Sumatera Utara sering jug di sebut pante) kami singgah ke rumah makan untuk sarapan pagi. Entah kenapa pagi itu perut cukup terasa lapar. Padahal malamnya sepanjang perjalanan ada di sediakan beberapa makanan ringan agar tidak kelaparan, Mante banget Trip Juara ini. Makan lah kami di salah satu rumah makan padang yang ada di pullau samosir ini. Rasa makanannya sangat nikmat karena sambil laper hehe. Perjalanan Malam Menuju Menara Pandang Tele


Bersambung ke Postingan selanjutnya.

ini bagi yang males baca 
Read More

Tangkahan Destinasi Liburan Sumatera Utara Yang Memukau - Pintu Satu Universitas Sumatera Utara adalah titik kumpul kami di tanggal 31 Desember 2017. Di akhir tahun 2017 ini kami akan melakukan perjalanan menuju salah satu tempat wisata yang cukup terkenal di  Sumatera Utara. Tangkahan namanya, Sering mendengarnya namun sering sekali membatalkan pergi ke destinasi yang satu ini karena kabar jalan menuju kesana sangat jelek. 

Sewaktu sampai pada pada tempat titik kumpul udah ada abang-abang panitia yang memanggil untuk masuk ke warung bakso, sambil bersalaman abang itu mengenalkan dirinya bernama Wira. Menunggu beberapa orang yang belum sampai kami didudukkan di warung bakso. Udah ada dua orang yang datang sebelumku. 


Selama perjalanan kami disinggahi beberapa swalayan kecil dan salah satu mesjid tertua dilangkat. Menang sesuai ekspektasi ternyata seletah sampai langkat semua jalan biasa saja dan mulus, tetapi seletah akan memasuki yang namanya jalan menuju Bukit Lawang dan Tangkahan semua jalan menjadi memiliki kawahnya masing-masing. Sangking serammnya kalau duduk di belakang dalam mobil lebih bagus pakai helm deh hehehe. 
Sesampainya di Tangkahan kami melewati jembatan gantung yang sangat minim cahaya. Untuk melewatinya kami menggunakan senter kecil dari korek api yang diberikan abang-abang panitia di perjalanan. Sebelum masuk menuju pernginapan, sudah diberitahukan kalau saja penginapannya akan masuk berjalan kaki selama 15 menit dari tempat parkir kendaraan. Setelah dirasakan sepertinya nggak sampai 15 menit juga sih . Mungkin karena malam hari sehingga nggak tahu jalan masih jauh atau tidak, tahu-tahu sudah sampai saja. 

Melewati kamar tidur dan Cottage yang akan kami tinggali, kami di ajak masuk ke restorantnya terlebih dahulu untuk makan malam. Sembari menunggu makan malam kami di suguhi dengan hidangan kopi dan teh  yang disjikan hangat. Seperti biasa agak takut minum kopi karena punya asam lambung, tapi sok paten nyoba ya nyobak aja. Ternyata kopi di Linnea Cottage ini enak dan aman buatku.

Tangkahan Destinasi Sumatera Utara
Kopi Enak

Selain itu ada hiasan miniatur sepeda-sepedaan dan becak pada pinggiran tembok dari restorant ini. Seluruh isi restaurant ini sudah disusun dengan sangat apik dan nyaman, sehingga memang nyaman untuk bersantai berlama-lama di sana. Selain itu juga disuguhi dengan pemandangan pepohonan dimalam hari. Ditambahlagi dengan udara yang sejuk pepohonan, dan anehnya tidak ada nyamuk yang mengigit.

Makan malam sederhana namun nikmat pun kini terhidang di depan mata. Bergegas seluruh teman-teman mengambil kamera. Namanya juga blogger foto dulu baru makan hehehe. Makan malam yang sedderhana malam ini sangat memuaskan perut walau sedikit terlalu pedas pada bagian kuah sayurnya. 


Setelah makan malam kami kembali duduk-duku sambil bercerita panjang lebar tentang penginapan Cottage ini. Pemilik dari penginapan ini adalah orang Karo asli namun sekarang tinggal di Swedia bersama Istrinya yang memang Berwarga Negara Swedia. Cottage ini memiliki 15 Kamar yang semuanya memiliki kelambu dan kamar mandi di dalam. Kiasaran harga kamarnya antara Rp. 200.000,- sampai Rp. 600.000,- per kamar per malam. Harga kamar sendiri trgantung dari jenis kamar yang di pakai. Dalam Cottage ini ada beberapa jenis kamar, tergantunga dari kebutuhan pengunjung. Ada yang berisi single bed dengan maksimum isi kamar dua orang, ada juga yang Double bed dengan maksimum 4 orang. Jadi kamar yang diinginkan bisa disesuaikan.

Malam pun mulai larut, berhubung sebenernya aku juga males keluar malam tahun baruan karena kota Medan macetnya ampun-ampun, jadi rencana tidur malam tahun baru tetap berjalan walaupun di dekat hutan lindung. Lagian suasana tangkahan malam hari juga nggak ramai di malam tahun baru, Hanya terdengar beberapa petasan yang diledakkan saat malam tahun baru tiba.
Pagi hari tiba 2017 berlalu begitu aja. Pemandangn pagi ini disuguhi dengan hijaunya pepohonan dan nenek-nenek yang berjalan tanpa alas kaki didepan kamar. Didepan Kamar terdapat bebatuan kerikil kecil-kecil sebagai penunjuk bahwa itu adalah jalan yang bisa dilalui. Mungkin itu nenenk-nenek merasakan kalau kerikil-kerikil itu bisa juga dipakai buat terapi refleksi. Taklama kemudian aku berjalan mengelilingi Linnea Cottage ini. Suasanya yang nyaman mulai terasa tampa adanya suara kendaraan yang modar mandir, suara jangkrik dan beberapa bnatang hutan seperti monyat yang menyambut pagi ini. 

Sebelum memulai kegiatan pagi ini kami disugihi oleh sarapan pagi. Sarapan pagi ini sepiring nasi goreng lengkap dengan timun, telur dan juga kerupuknya. Yang berbeda dengan malam harinya adalah pemandangan pepohonan pagi itu lebih jelas terlihat karena sudah disiniari oleh matahari. 


Dipinggir sungai kami berkumpul lepas sarapan, seluruh peralatan eleltroneik dimasukan kedalam sebuah kantung plastik yang cukup tebal. Kemudian kantung tersebut dibawa oleh abang-abang guidenya pagi itu. Selain itu di pinggiran sungai juga sudah terdapat beberapa ibu-ibu berjualan makanan ringan dan juga buah durian. 


Destinasi pertama yang kami kunjungi adalah mata air panas yang terdapat di pinggir sungai. Seebenernya cukup unik sih tersapat sebuah mata air panas sulfur yang berada tepat di pinggiran sungai dan dilindungi oleh semacam gua. Untuk mengakses ke mata air tersebut kita harus melawati titi kayu untuk menyeberangi sungai. 


Selanjtnya kami lanjutakan perjalanan menuju pinggiran sungai Batang Serangan yang mengalir sampai Sungai Wampu. Disini kami menunggu beberapa saat untuk menunggu ban Tubbing yang sedang disusun. Btw kalau nggak tau tubbing itu menyusuri sungai pakai ban ya hehe. Selama Tubbing Aliran sungai cukup tenang, sehingga terasa angin sepoi-sepoi berhembus, kebetuan cuaca sedang tidak panas. Dipinggiran sungai terdapat pepohonan yang masih di tinggali hewan-hewan liar. Sesekali sering terlihat monyet sedang memakan buah di pinggir sungai. 


Ban Tubbing minggir ketepian sungai, kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan jalur darat dan menuju ke air terjun. Air terjun yang pertama di kelilingi oleh bebatuan yang cukup licin, permukaannya kasar tetapi saat diinjak sangat licin. Ternyata bebatuan tersebut bebatuan semen, yang mana di gunakan sebagai bahan dasar semen untuk bangunan. Saat terkena air bebatuan ini akan sangat licin dan bisa menjadi serpihan pasir.

Tangkahan Destinasi Sumatera Utara
Air Terjun Pantai Salak

Air terjun ini bernama Air Terjun Pantai Salak sedangkan air terjun selanjutnya adalah Air Terjun Sungsang. Di air terjun yang kedua ini kami dibolehkan untuk mandi-mandi dan menikmati suasana alam. Dari atas air terjun juga boleh melompat kebawah karena bagian bawah air terjun cukup dalam dan aman untuk di lompati. 


Sayangnya saat kami datang air sungai sedang surut, sehingga air terjun idak mengalir seindah biasanya. Jadi hanya muncul seperti air mancur saja di ujung air terjun yang di kelilingi anak-anak yang bermain sambil tertawa. Saat sedang indah-indahnya seharusnya Air Terjun Sungsang ini membentuk tirai air sepanjang batu.

Perjalanan dilanjutkan kembali dan kami menyeberangi Sungai Batang Serangan dengan menggunakan Ban tadi. Diseberang jalan makan siang sudah menanti, ayam sambel dan sayur sudah di siapkan dengan nasi berbungkus daun pisang. Menambah kenikmatan makan jika sambil menghadap ke tepian sungai. Di tengah sungai banyak Wisatawan lokal antri naik Speedboat. Walau sungai ini luas tapi cuku dangkal dibeberapa bagian, sampai-sampai terkadan di tengah sungai bisa sedalam dengkul kaki.

Destinasi yang terakhir adalah Penangkaran Gajah. Dari pinggir sungai tempat kami menepikan ban Tubbing tadi kami melanjutkan perjalanan dengan mobil yang gagah Milik Linnea Cottage. Karena tanggal satu keadaan jalan menuju Penangkaran Gajah cukup ramai oleh turis Lokal. Sesampainya di sana Kami Ngopi-Ngopi dulu di warug pinggir sungai. Dengan bangku kayu, lantai kayu, meja kayu, dan seluruh warung terbuat dari alam membuat suasana di pedesaaan terasa kental.

Memang udah lewat masanya kalau naik gajah kegirangan kayak bocah. Tapi tetep aja rasa penasaran naik gajah pasti ada. Selama di atas gajah kepo sama abangnya, dan mendapatkan hasil kalau gajah yang kami naiki umurnya 40 tahunan, dimandikan 2 kali dalam satu hari pagi dan petang. Kemudian kalau tracking pakai gajah biayanya bisa Rp 1 jutaan. 

"Bang gajahnya bisa lari?" Era nanya ke abang yang bawa gajah.
"Bisa!" 
Kemudian gajah yang kami naiki malah lari. Agak serem sih, tapi seru.

Selepas dari peternakan gajah, kami kembali ke Linnea Cottage dan bersiap untukpulang ke Medan. pengalaman yang seru menarik dan luar biasa. Untuk semua kegiatan yang kami lakukan tadi diatas hanya perlu mengeluarkan biaya Rp. 500.000,- sampai Rp. 600.000,- dijemput dari Medan, dan dipulangkan ke Medan juga. Untuk info lebih lanjut bisa Hubungi ke Nomor 0852-6186-5837 atas nama Bang Meidi. 










Read More
Kali Tim Majusatulangkah.com jalan-jalan dan ngereview Perjalanan ke Lombok Dengan Biaya Minim meriah loh, langsung aja ini kisahnya.

Perjalanan Surabaya-Lombok


Dalam kesibukan rutinitas pekerjaan dan dekapan kos ukuran 3 * 3 meter  bertepatan dua minggu setelah saya di rotasi dari Pontianak ke Surabaya teringat sebuah target lama, mimpi lama untuk menjelajahi salah satu tempat terbaik di Indonesia bahkan tahun 2016 Trip Advisor menetapkan destinasi ini sebagai wisata Halal No. 1 Dunia dan Lombok adalah jawabannya.
Komitmen saya dari awal pergi melalui jalur darat dan laut kemudian kembali dengan udara hal ini di karenakan saya harus menyimpan energi untuk rutinitas pekerjaan esok.

 kursi Kreta Ekonomi Surabaya-Banyuwangi
 Penampkan kursi Kreta Ekonomi Surabaya-Banyuwangi


Memulai perjalanan dari stasiun Gubeng lama Surabaya dengan tiket ekonomi di tambah saya mengunnakan kupon dari pegipegi.com  saya hanya mengeluarkan Rp 35.000,- an untuk perjalanan sekitar 6 jam dari surabaya-Banyuwangi. Setelah perjalanan yang panjang dan pastinya melelahkan akhirnya sampailah di stasiun Banyuwangi baru.
 
Dari stasiu Banyuwangi baru saya melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Ketapang yang ternyata jaraknya sangat dekat paling berjalan kaki hanya sekitar 5 menitan pokoknya dekat banget lah tapi kalau temen-temen mau naik ojek dari stasiun ke pelabuhan juga boleh lah hanya membayar Rp 10.000,- itung-itung sedekah ke tukang ojek. Dari Pelabuhan saya langsung ke loket untuk beli tiket penyebrangan hanya sekitar Rp 6.000,- karena penyebrangan dari banyuwangi ke pelabuhan Gilimanuk Bali hanya sebentar. Dan akhirnya sampailah saya di pelabuhan Gilimanuk tapi jangan senang dulu karena perjalanan masih sangat panjang, kemudian perjalanan saya lanjutkan dengan bus dari pelabuhan Gilimanuk ke Terminal Ubung dengan bus dengan biaya Rp 40.000,- dengan durasi sekitar 3 jam an perjalanan.

Saya sampai di terminal Ubung sudah malam hari dan hampir tidak ada bus yang bisa melayani perjalanan ke pelabuhan Padangbai (pelabuhan yang melayani penyebrangan Bali-Lombok) namun seperti kata pepatah rezeki tidak akan lari kema. kebetulan saya memiliki teman yang sedang tugas di Balidan beliau bersedia mengantarkan saya dari Denpasar ke Pelabuhan Padangbai. Sekitar pukul 01.00 tengah malam saya sampai di Pelabuhan Padangbai untuk melanjutkan perjalanan dengan kapal laut sekitar 5 jam menuju pelabuhan Lembar Lombok dengan biaya sekitar Rp 45.000,-  dan akhirnya tibalah saya di pelabuhan Lembar menandakan saya telah sampai di pulau Lombok. Sepanjang keluar dari kapal wajah saya tersenyum menandakan betapa bahagia dan bersyukurnya saya bisa sampai di Lombok yang merupakan satu dari sekian banyak cita-cita saya. Alhamdulillah.  


Kejutan Yang Maha Esa


Saya belum tau akan tinggal dimana, saya belum tau bagaimana cara saya meng explore Lombok yang saya tau saya hanya punya satu teman perempuan yang sedang tugas di Lombok dan saya harus maksimalkan. Turun dari kapal menuju gedung pelabuhan Lembar dari kejauhan saya melihat seseorang sepertinya saya kenal, dengan berseragam pegawai Dinas Perhubungan dia juga melihat saya. 

Jarak kami semakin dekat dan saya pun mempercepat  langkah saya, dengan suara setengah di tahan pegawai dishub menyebut nama saya “ vicky ? “ saya juga menyebut namanya “ wahyu?” tapi kami bukan cinlok kayak di tipi-tipi kami laki-laki kami normal wahahaha dan tau apa yang terlintas pertama dalam fikiran liar saya ?  “alhamdulillah malam ini tidur aman”  setelah ngobrol sana-sini  wahyu mengeluarkan sebuah kata-kata surga “tidur di kontrakan aku aja“ bagi saya tawaran Wahyu ibarat kita berbuka puasa di hari terakhir Puasa Ramadhan plooong rasanya, tanpa basa basi dengan ikhlas (lah) saya terima tawaran Wahyu. Alhamdulillah rezeki anak sholeh wal ganteng.  

Perjalanan ke Lombok Murah
Sayadan Wahyu (baju dinas) di Pelabuhan Lembar Lombok


Perjalanan hari pertama di Lombok saya mulai dengan sarapan nasi khas Lombok kemudian ke Dusun Sasak Sade, Pantai Kute Lombok, city tour Mataram, menikmati pemandangan lombok dari bukit Astari Resto  dan diakhiri dengan menikmati sunset di Bukit marise (sebenernya banyak lagi sih tapi lupa nama-namanya). Semua perjalanan  di hari pertama ini di bantu Yuchita. (dalam hati pembaca) “perasaan dari tadi gak ada bahas nama Yuchita lah, kok mendadak nongol nama Yuchita ? eiiits (mendadak kayak di pilem-pilem alur mundur) zzzzzttttt, nah jadi di pelabuhan saya di jemput Yuchita temen satu kantor tapi beda penempatan  sebenernya sih kita selama ini sekedar kenal dan gak akrab tapi saya nya aja sok-sok kenal sok sok akrab dan pakek mintak tolong bantuin di Lombok lagi dan alhamdulillah jadi akrab beneran dan jadilah hari pertama saya diajak keliling Lombok, alhamdulillah rezeki anak sholeh.


Desa Sasak Sade
Pantai Kute Lombok
Menikmati Pantai Kute Lombok

Bukit Marise
view Lombok dari Astari Resto

Hari ke-2

Nah kebetulan hari ini 15 April 2017 si Wahyu sedang off (bukan cabut ya), dan babang Wahyu ini dengan baik hatinya mau nganterin saya jalan ke destinasi lain di sekitaran Pulau Lombok dan berangkatlah kita ke Sembalun kaki gunung Rinjani. Karena satu dan lain hal kita sih berangkatnya agak kesiangan tapi ah sudahlah kita jalan aja tapi eiiits kayaknya bener sepertinya hari ini kita kurang lucky soalnya di perjalanan kita sempat berhanti beberapa kali dikarenakan di Lombok sedang ada kejuaraan sepeda Internasional Tour The Lombok  yang jalurnya dari kota Mataram sampai ke arah Sembalun.  sepanjang jalan banyak pak Polisi dan pak Tentara di dampingi ratusan bocah SD yang menyambut para pembalap sepeda dari berbagai Negara dan tak jarang pak Polisi dengan mobil patwal nya mondar mandir sambil teriak-teriak “Bapak Ibu mohon kepinggir , mohon jalan di sterilkan karena pembalap akan melewati rute ini “ eh padahal sampai hampir 30 menit pembalapnya gak lewat-lewat, dan sampai persimpangan menuju naik ke atas sembalun  motor kita kembali di hentikan, kalau pun mau lewat nanti setelah pembalap terakhir lewat dan kita harus di belakang mereka “waduh ya gak mungkin lah ini aja udah lewat zuhur, lah jam brapa lagi mau nyamapi sembalun” dan setelah diskusi gak panjang dengan om Wahyu akhirnya kita ubah rute perjalanan kita menuju air terjun yang arahnya berlawanan dengan Sembalun.

Engingeng … setelah beberapa jam sampailah kita di air terjun Kelambu dan tetangganya air terjun kelambu (lupa namanya) gimana pemandangannya ? pokok nya mantap kali lah kurasa apalagi aernya dingin kali bah (tiba-tiba logat medan), sebenernya pengen banget mandi tapi ah gak jadi lah cuma cuci mukak sama basah-basah kaki aja trus kita balik  dan menikmati malamnya kota Mataram  dan diakhiri dengan menikmati ayam Taliwang ah… rasanya saya menikmati setiap detik hidup ini Alhamdulillah .

Air Terjun Kelambu



Hari ke-3

Ekspedisi kali ini Wahyu gak ikut alasanya ya karena dianya masuk kerja tapi untunya kita udah sewa sepeda motor buat jalan saya di hari ke-3, lagi lagi saya mau bilang alhamdulillah karena biasanya di Lombok pasaran sewa motor per hari 65-100 rebu tapi berkat bantun om Wahyu saya cuma bayar 50 rebu men… pokoknya alhamdulillah lah motor ini bisa murah karena kita sewanya di sebuah hotel yang pernah di gunakan oleh kantor dan tamunya om Wahyu buat nginap, sebenernya sih saya gak boleh sewa karena yang sewa harus tamu hotel tapi berkat lobi-lobi om Wahyu (kayaknya dia terbiasa gombal cewek lah wkwkwk bercanda bro) akhirnya boleh di sewain deh. 

Esoknya Jam 5.30 WIT  saya sendirian sudah bergegas memacu motor ke arah pantai Senggigi dengan harapan bisa melihat sunrise pagi ini tapi bukan itu tujuan utamanya karena tujuan saya adalah Gili Trawangan maklum lah kejar kapal pagi.  Dari pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan dengan speedboat muatan sekitar 20-30 orang memerlukan waktu 45 menit dengan tiket seharga Rp 10.000,-/ orang  (lumayan murah lah ) trus ngapain disana ? apalagi sendiri ?

Di Gili Trawangan saya putusin untuk sewa sepeda per jam kalau tidak salah Rp 15.000,- lumayan mahal sih tapi bisalah buat keliling-keliling pulau biar gak keliatan kali jomblonya.
Jam menunjukkan baru pukul 10.00 WIT tapi saya merasa sudah puas mengelilingi Gili Trawangan bahkan sudah berjemur ala bule-bule di pantai Gili Trawangan dan saya memutuskan untuk balik ke Mataram dan melanjutkan perjalanan sendirian ke Sembalun,
Ya Sembalun destinasi gagal kemarin namun harus berhasil kali ini.
Gili Trawangan
Penyewaan sepeda di Gili Trawangan

Kapal yang mengangkut penumpang ke Gili Trawangan

Dengan kecepatan rata-rata 75 km/ jam saya pacu motor dengan semangat dan seperti kebiasaan saya yang sudah-sudah saya selalu ingin cepat cepat dan cepat dan sampailah saya di kawasan Taman Wisata Pusuk Sembalun, mulai dari kawasan ini saya gak berhenti-berhenti untuk berdecak kagum sambil bersyukur betapa besarnya Indonesia, betapa indahnya Indonesia betapa besarnya Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, tak jarang sesekali saya mengucapkan “subhanallah” dengan spontan menandakan  betapa takjubnya saya dengan ciptaanNya. 

Sebelumnya saya sudah tanya-tanya ke om google tentang destinasi wisata apa aja yang bisa saya dapet kalau mengunjungi sembalun dan sekitarnya dan pertama lokasi yang saya kunjungin adalah air terjun mangkusakti, yes motor pun saya belokkan ke kiri ke arah air terjun mangkusakti dan dari simpang jalan aspal ke lokasi parkir air terjun mangkusakti sekitar 40 menit. Perjalanan ke Air terjun mangkusakti gak berhenti disitu bro setelah melalui sekitar 40 menit ke dalam dengan jalan yang luar biasa sempit dan rusak berbalut tanjakan tibalah saya di parkiran dan dari parkiran harus berjalan kaki lagi sekitar 15 menit ke lokasi air terjun mangkusakti, bayangin aja saya berjalan sekitar 15 menit tanpa ketemu siapapun di hutan-hutan walaupun saya sempat takut dan khawatir bukan karena apa saya khawatir ketemu hewan buas seperti kucing, jangkrik dll (lah itu mah lucu).

Sampai di mangkusakti hanya ada sekitar 6 orang disana yah lumayan sepi di luar perkiraan saya dan saya kurang beruntung karena air terjun sedang tak bagus warnanya tapi alhamdulillah bisa sampai. Singkat cerita sampailah saya di parkiran motor kembali bersiap pulang tapi seperti pepatah mengatakan kalau rezeki enggak kemana, tanpa sengaja saya bertemu dengan seorang anak muda lokal yang sedang mengantarkan wisatawan dari Malalaysia ke air terjun mangkusakti sebut saja namanya Mr. L (kepanjangan dari Lupa saya benar-benar lupa), saya dan Mr. L pun terlibat sebuah diskusi ringan namun terkesan sangat penting tentang dunia pariwisata dan gunung sampai akhirnya Mr. L tanya saya “setelah ini mau kemana?” 

Saya jawab “ mau ke Bukit Pegangsingan, menikmati desa sembalun, wisata strauberry, ke Bukit selong sekaligus Desa purba di daerah sembalun” kemudian Mr. L tanya lagi “bermalam di Sembalun ? nginap dimana ?” jawab saya “ iya bang, belum tau ni mau nginap dimana niatnya sih di rumah warga sekitar bang” Mr. L kemudian mengeluarkan kata-kata mutiara yang sangat saya nantikan kurang lebih begini “nginap di rumah saya aja, mau? Kan seru bermalam di kaki rinjani nanti sekalian saya anterin ke bukit pegasingan dan wisata sekitara sembalun” tanpa basa basi apalagi nolak saya langsung jawab “ok bang siap, makasih ya bang saya terimakasih tawarannya” wahaha saya mah kali ini gak pakai segan gak pakai malu gak pakai bas basi kawatir Mr. L berubah pikiran (abang orangnya kayak gitu dek).

Sore menjelang magrib saya sudah di basecamp Mr. L sekaligus rumahnya ternyata Mr. L (usianya di bawah saya 2 thn an) tinggal terpisah dengan orangtuanya dan Mr. L sedang merintis sejenis travel agen untuk pendakian rinjani dan wisata sembalun, sore ini saya di tawarkan untu melihat sunset dari rumah pohon dan kebun tempat mangkalnya Mr. L dkk, malamnya sebelum tidur sekalian berkeliling desa kami sempatkan untuk membeli beberapa keperluan dan bahan makanan untuk pendakian Bukit pegasingan besok subuh.
Perjalanan ke Lombok Dengan Biaya Minim

Air Terjun Mangkusakti


Perjalanan ke Lombok Dengan Biaya Minim


Perjalanan ke Lombok Dengan Biaya Minim


Walau subuh ini terasa lebih berat dari subuh-subuh lainnya (disamping harus bangun jam 4 pagi) cuaca Sembalun yang begitu dingin sedikit mengendorkan semangat saya tetapi ternyata semangat saya lebih kuat dan hangat  dari rasa lelah dan dingin ini , pendakian di mulai tentunya sesuatu yang menakjubkan sudah menunggu kami diatas sana.  Sebenernya saya sudah terbiasa mendaki tapi tidak bersama expert seperti Mr. L ini dan pendakian kali ini sebenernya berdekatan dengan event Jogja Marathon dimana saya akan berpartisipasi di kategori Half marathon ( 21 KM), di karenakan moment nya pas saya sampaikan ke Mr. L “ bang kalau dakinya mau cepat-cepat silahkan aja, saya akan coba ikuti, gak usah kawatir saya juga sekalian latihan Half Marathon” eh ternyata gara-gara sombong, untuk pertama kalinya dalam hidup saya mendaki, saya se drop itu sampai mata berkunang-kunang dan hampir aja pingsan walau terseok seok dan penuh drama akhirnya kami tiba di puncak sebelum sunrise Alhamdulillah  kembali terucap syukur dari lisan saya atas segala yang sudah saya terima ata segala kebaikan Sang Pencipta.
Sunrise pagi ini adalah salah satu sunrise terbaik yang pernah saya lihat apalagi jika menoleh ke kanan kita akan di suguhkan dengan pemandangan Gunung Rinjani yang begitu indah, ah pokoknya saya bahagia saya puas, saya menikmati setiap tetes darah dalam hidup saya alhamdulillah.
Perjalanan ke Lombok Dengan Biaya Minim

Perjalanan ke Lombok Dengan Biaya Minim




Turun bukit Pegasingan perjalanan berlanjut ke Bukit selong sekaligus Desa purba atau menurut cerita Desa pertama di kawasan kaki Gunung Rinjani. 
Akhirnya perjalanan saya di Sembalun pun selesai dan bersiap untuk balik ke Kota Mataram bertemu dengan Wahyu untuk berpamitan , mengembalikan pinjaman motor dan bertemu Yuchita yang nantinya akan mengantarkan saya ke Bandara di hari tu juga.
Saya berpamitan dengan Mr. L dkk untuk kembali ke Mataram lanjut ke Surabaya sambil menyalamkan sedikit uang sebagai ucapan terimakasih. Terimakasih banyak atas jamuan, bantuan dan kebaikannya,  Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan yang terbaik untuk saya dan kalian semua, amin.  Sekian tentang Perjalanan ke Lombok Dengan Biaya Minim silahkan baca juga artikel perjalanan menarik lainnya ya.
Perjalanan ke Lombok Dengan Biaya Minim
Puncak Dewi Anjani ( Rinjani yang begitu Indah)

Perjalanan ke Lombok Dengan Biaya Minim
Puncak Bukit Pegasingan
Menikmati sunrise di Puncak Bukit Pegasingan




Read More
Malam tujuh belasan kali ini nggak ada yang special. Paling menikmati hilangnya rasa resah akan belum selesainya kuliah kini telah hilang. Walau pun revisi setelah sidang belum disetujuin paling enggak ada yang sudah di lewati. Kemudian line berbunyi pertanda sebuah pesan masuk ke dalamnya. Ternyata pesan dari salah seorang teman yang rumahnya beda beberapa gang dari rumahku. Isi line tersebut menanyakan apakan saat tujuhbelasan nanti aku ada acara atau tidak. Sepertinya tujuhbelasan tahun ini di komplesk rumah nggak ada perayaan tujuhbelasan seperti biasanya. Karena tidak ada kegiatan selama tujuhbelasan si kawan yang nge-line ngajak jalan ke arah Tanjung Pura, lebih tepatnya ke arah mesjid Azizi. Alasannya nggak ada yang jadi supir di perjalanan. 

Pejalanan pun dimulai jam 9 pagi dari rumah si kawan ke rumah kawan yang lainnya di depan asrama haji. Sepanjang perjalanan yang biasanya di prediksi kalau di kampung lalang bakalan macet ternyata tidak macet. Malahan ternyata saat tujuhbelasan kota stabat ramai karena ada karnavalnya, hal ini menyebabkan sedikit macet di jalan. Kemudian perjalanan berlangsung dengan aman dan nyaman sampai mendekati kota Tanjung Pura. Mendekati kota Tanjung Pura Tenyata kemacetan kembali terjadi. Ternyata perayaan tujuhbelas agustusan di kota ini juga besar.

Perayaan 17an kota Tanjung Pura

Sangking besarnya perayaan tujuh belasan di Kota Tanjng Pura ini, beberapa jalan ditutup dan tidak bisa di lewati. Pada awalnya kami rombongan mengira perayaan tidak melewati depan Mesjid Azizi, sehingga kami mencari jalan lain untuk memutar. Modal google map hampir semua gang kami lewati ternyata selalu berakhir dengan jalan yang tutup. Setelah lelah mencari jalan akhirnya kami memutuskan untuk mencari rumah makan yang ada di sekitar dahulu dan istirahat sholat Zuhur di mesjid terdekat.

Setelah selesai makan kemudian seorang temen bersemangat kembali untuk mencari jalan lagi. Muter kembali kearah yang sudah di lewati dan ternyata berujung macet total akhirnya kami putar balik. Saat putar balik ada tukang parkir yang memberitahukan jalan menuju Mesjid Azizi. Dengan sangat percaya diri karena sudah dikasih tau tukang parkir alias warga lokal akirnya jalan yang kami tuju juga nggak bisa lewat. Akhirnya kami memilih memarkirkan kendaraan sedikit jauh dari mesjid tersebut dan berjalan kaki ke arah mesjid. Ternyata perayaan utamanya malah melewati depan mesjid.

Perayaan dikota ini dibuat sebuah karnaval yang cukup meriah. Isi dari karaval tersebut mulai dari drumband, becak di hias, sampai orang berpakaian unik. Ada juga perwakilan dari beberapa sekolah di sekitar kota Tajung Pura.
 

Mesjid Azizi dan Kemegahannya


Setelah puas jepret-jeret dan ngambil video sedikit akhirnya kami masuk ke Mesjid Azizi. Ternyata mesjidnya baru saja dicat ulang sehingga memiliki warna yang lebih cerah. Sewaktu memasuki gerbang mesjid ada tukang jualan Mie pecel, kayaknya enak banget. Sayangnya mau beli passs pulangnya mie pecelnya sudah tidak ada lagi. 


Mesjid ini seperti menceritakan secara tidak langsung seberapa megahnya kerajaan langkat pada masanya. Dari segi arsitekturnya yang sangat mendetail mesjid  ini menunjukan seberapa hebatnya pembuatnya pada masa itu. Dilihat dari ruang Utama sholatnya banyak ornamen-oranamen detail yang ada di dalamnya.

Ditambah lagi Kompleks mesjid ini juga cukup luas, terdapat dua buah tempat wudhu. Kedua tempat Wudhu ini memisahkan antara tempat wudhu erempuan dan tempat wudhu laki-laki. Di dalam komples mesjid juga terdapat menara yang besar untuk mengumandangkan azan. Sayangnya kami belum dapat kesempatan untuk bisa memasuki menara tersebut.

Setelah puas berfoto dan mengambil gambar akhirnya kami pulang dengan rasa bangga ternyata Sumatera Utara memiliki sejarah yang luar biasa dilihat dari peninggalan-peninggalannya. Untuk yang males baca silahkan nonton aja Video dibawah yang juga menjelaskan tentang bagaimana suasana perayaan 17 agustusan di Mesjid Azizi Tanjung Pura.

Read More
Previous PostPostingan Lama Beranda